Webinar berbagi paraktik baik aksi nyata Budaya Positif
Go to https://belajar.kemdikbud.go.id/
Go to https://simpatik.belajar.kemdikbud.go.id/
Go to Blogger https://arthursteven.blogspot.com/#
Go to https://linktr.ee/fatkursteven
JANGAN LUPA KUNJUNGI LINK KASIH KOMEN,LIKE,TERIMAKSIH.
PENERAPAN BUDAYA
POSITIF
UNTUK MENUMBUHKAN KARAKTER
SMAN 1 TIDORE KEPULAUAN
A. LATAR
BERLAKANG
Pendidikan
menjadi bagian dari kehidupan
manusia dalam mengasah diri
untuk menjadi manusia yang sebenarnya.
Dalam pemikiran
Ki Hajar Dewantara di
bidang pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak, agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi- tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu
hanya dapat menuntun tumbuh
atau hidupnya kekuatan kodrat
yang ada pada anak, agar
dapat
diperbaiki lakunya
( bukan dasarnya )
hidup dan tumbuhnya kekuatan
kodrat
anak.
Seorang guru
bagi Ki Hajar Dewantara harus memiliki sifat bahwa dalam proses " menuntun ", anak diberi kebebasan
namun pendidik sebagai " pamong " dalam memberi
tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan
dirinya. Seorang
" pamong " dapat memberikan tuntunan yang
baik
untuk menjadi manusia yang
merdeka.
Sebagai pendidik, setiap guru
diibaratkan seperti seorang petani yang memiliki peranan
penting untuk menjadikan
tanamannya tumbuh subur.
Guru harus memastikan bahwa tanah tempat tumbuhnya tanaman adalah tanah yang cocok untuk ditanami. Ki
Hadjar Dewantara menyatakan bahwa: “…kita ambil contoh perbandingannya
dengan hidup
tumbuh-tumbuhan, seorang petani (dalam hakikatnya sama kewajibannya dengan
seorang pendidik) yang menanam padi misalnya, hanya dapat menuntun tumbuhnya padi,
ia dapat memperbaiki kondisi tanah, memelihara tanaman
padi, memberi pupuk dan air, membasmi ulat-ulat atau jamur-jamur yang mengganggu hidup tanaman padi dan lain
sebagainya.” (Lampiran 1. Dasar-Dasar Pendidikan. Keluarga, Th. INo.1, 2, 3, 4, Nov, Des
1936,
Jan, Febr 1937).
Dapat dimaknai bahwa sebagai seorang guru harus mampu menguasai sekolah sebagai
tempat mengolah mengusahakan agar sekolah
menjadi lingkungan yangmenyenangkan,
menjaga, dan melindungi murid dari hal-hal
yang tidak baik.
Budaya positif menjadi suatu cara untuk dilaksanakan di sekolah seupaya tercipta hal-hal positif guna mendukung peningkatan kualitas pendidikan, Budaya positif
tidak
lepas dari disiplin positif
yang juga merupakan bagian dari kegiatan sekolah. Dalam menanamkan budaya positif di sekolah, seorang guru
idealnya
berperan dalam posisi
kontrol sebagai manajer dalam meningkatkan kreativitas belajar siswa membentuk budaya
positif. Guru juga berperan sebagai motivator
dan
inspirator dalam menumbuhkan
budaya positif sehingga nantinya guru akan menjadi “ing ngarsa
sung tuladha” dan menjadi agen
transformasi perubahan. Dalam menciptakan budaya positif,
guru tentunya harus bekerjasama/kolaborasi dengan ekosistem yang ada
di sekolah dalam hal ini kepala
sekolah, rekan guru, karyawan dan murid serta melibatkan orang tua, komite sekolah dan masyarakat.
B. TUJUAN
1. Menumbuhkan
budaya positif pada semua
warga
sekolah.
2. Mendukung
perilaku positif yang
ditunjukkan oleh semua warga sekolah.
3. Menciptakan
suasana belajar yang aman dan
menyenangkan.
C. PELAKSANAAN
BUDAYA POSITIF
Dalam proses pelaksanaan budaya
positif pasca pademi Covid-19, proses kegiatan
belajar mengajar yang sebelumnya dilaksanakan dengan jarak jauh/daring kembali bertatap
muka/luring. Perubahan tersebut membutuhkan perubahan kebiasaan terhadap proses yang
terjadi sehingga kebiasaan yang sebelumnya selama pembelajaran jarak jauh perlahan berubah seperti semula
atau normal.
Untuk itu seorang guru perlu
melihat situasi dan kondisi lingkungan
sekolah
sebagai
ekosistem pembelajaran sebelum melaksanakan budaya positif.
Dari hasil pengamatan dapat diambil langkah nyata budaya positif yang dapat ditumbuhkembangkan menjadi kebiasaan untuk
meningkatkan karakter dan menghasilkan disiplin positif yang diayakini oleh seluruh
warga sekolah.
D. AKSI
NYATA
Dalam melaksanakan aksi nyata aksi yang dilakukan dengan melakukan pertemuan dan
berkolaborasi dengan Kepala
Sekolah, rekan sejawat, tenaga
kependidikan, murid, dan wali
murid. Seluruh elemen tersebut akan
terlibat dalam keberhasilan aksi nyata.
Aksi nyata
yang telah dilaksanakan dengan saling
berkolaborasi antar warga sekolah menciptakan
suasana sekolah yang nyaman dan menyenangkan. Sekolah juga mendapatkan penghargaan secara
positif karena telah menanamkan budaya positif yang diyakini oleh setiap warga sekolah seperti penghargaan Sekolah Adiwiyata Mandiri, Sekolah Sehat, Sekolah Siaga Kependudukan,
Sekolah Anti Perundungan, Sekolah Damai,
dan Sekolah Ramah
Digital.
Budaya positif juga diterapkan didalam kelas yang dilakukan secara
bersama-sama antara
guru dan murid sebelum
melaksanakan pembelajaran yaitu dengan membuat kesepakatan kelas.
Kesepakatan kelas menjadi hal yang diyakini untuk membentuk sebuat prilaku positif antara guru
dan murid.
Tantangan dalam menjalankan budaya positif
tetap ada seperti adanya yang melanggar
kesepakatan
yang telah dibuat bersama sebelumnya. Dari tantangan tersebut perlu
sebuah
solusi penyelesaian sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat
dalam hal ini tindakan yang dilakukan restitusi, serta klarifikasi terhadap apa yang telah dilakukan. Menjadi guru memiliki peran utama
disekolah dengan menanamkan konsep nilai positif yang
diyakini bersama. Konsep-konsep
tentang: disiplin positif dan motivasi, keyakinan kelas, pemenuhan kebutuhan dasar,
lima
posisi kontrol dan segitiga restitusi. Sehingga
ketika ada siswa yang melanggar kesepakatan kelas yang dibuat
tidak langsung menghukum siswa tetapi mengatasi dengan melaksanakan praktik segitiga
restitusi.
Tindak lanjut dari budaya positif disekolah menjadi suatu keyakinan yang disadari bersama sehingga perlu menjadi sebuah kebiasaan yang ada di dalam program-program sekolah.
Sholat
dhuha, kegiatan jumat
barokah, literasi digital,
olah raga bersama,
hari
bersih, makan sehat,
mengurangi penggunaan
plastik menjadi beberapa program
yang dilaksanakan
guna membiasakan hal positif dalam
lingkup sekolah.